Senin, 31 Agustus 2015

Mencipta dan Menggunakan Produk Lokal


Seorang siswa datang ke meja sirkulasi. 
Siswa : Mbak, perpanjang buku.
Saya  : Ok! gak terlambat kan?
Sembari menjawab "tidak" siswa tersebut mencoba mengintip komputer yang saya gunakan untuk proses sirkulasi.
Saya  : sudaaah.
Siswa : (muka agak kecewa) makasih (berlalu pergi)

Istirahat kedua, siswa tersebut datang lagi dengan membawa sebuah buku ke meja sirkulasi.
Siswa : Mbak, peminjaman maksimal berapa buku kah?
Saya  : empaaat :D
Siswa : yes, aku tambah satu masih bisa kan?
Saya   : bisaaa,,,
Siswa  : mmmm,,, mbak, boleh lihat pemorosesannya???
Saya   : boleh boleh,,, sini sini,,,
Siswa  : (mengamati dengan seksama)
Saya   : selesaaai,,, mudah kan?
Siswa  : mbak, itu dulu softwarenya beli berapa?
Saya   : 25 juta 
Siswa  : HAaaaaahhhhHH!!! Mahal BANGEETT!! Padahal itu anak SMK aja bisa buatnya lho mbak.
Saya   : Iya ya,, padahal yang gratis juga ada lho. Kenapa gak pake yang gratis aja ya? Ato buat sendiri, produk sendiri, kan malah hebat ya, bisa disesuaikan kebutuhan SMK juga.
Siswa  : Iya mbak,,

Seorang teman siswa tersebut datang, 
Teman : Ada pa?
Siswa  : Itu, Softwarenya harganya 25 juta! Mahal tenan.
Teman : Hhaha, kamu punya software apa? yok dijual, laku mahal.

Waoww,, percakapan yang keren bangett. Buat saya tentunya. Saya tidak tahu sih standar harga software itu berapa. Buat saya sendiri itu sangat mahal. Mengingat waktu kuliah diberitahu serta dilatih untuk menggunakan software perpustakaan yang opensource. Biaya pembelian software bisa digunakan untuk kemajuan yang lain. ketika saya masuk perpustakaan di sini, software yang berbayar ini sudah terpasang. Kelebihan dari software berbayar ini adalah jika ada suatu masalah, bisa langsung call ke pengembangnya. Mungkin, pihak peprustakaan atau pihak sekolah tidak mau banyak mengambil resiko jika kehilangan dta atau apapun itu yang berkaitan dengan perpustakaan. Mungkiin,, hehehe. Tapi,, saya menikmati sih software ini. Dan jika seandainya saya datang belum ada software, ya kemungkinan besar saya pakai software opensource.

Anak SMK terutama jurusan Teknik Komputer Jaringan saya akui memang TOP BGT. Bener nih. Suatu waktu, saya pernah dimintai tolong seorang siswa dan guru pendamping untuk melihat-lihat dan menerangkan sistem otomasi perpustakaan. Siswa tersebut akan mengikuti lomba pembuatan aplikasi untuk sekolah, dan ia membuat aplikasi untuk perpustakaan. Saya jelaskan apa yang ia ingin ketahui, dan saya pinjamkan khusus buku-buku dengan jumlah sesuai kebutuhannya dengan tenggang waktu khusus. Daaaann,,, ia mendapatkan juara SATU, dan didaulat untuk maju ke jenjang NASIONAL. 

Keren bukaaan??? anak SMK mampu membuatnya. Dengan dibantu oleh orang perpustakaan, ia akan mampu membuat aplikasi yang sempurna untuk perpustakaan. Tidak harus membeli dari luar negeri atau dari manapun yang berharga sangat mahal. Dari sekelumit pecakapan tadi, saya tahu bahwa banyak anak-anak yang cerdas yang cermat, mau dan mampu mengembangkan potensinya. Dan sesamm bangsa Indonesia, seharusnya kita juga menggunakan produk buatan anak bangsa sendiri. 

Yuppp,, itu saja. Hanya mencoba menuangkan apa yang ada dalam pikiran. Banyak salah, itu murni dari otak saya yang masih perlu banyak membaca untuk berkembang. 

Mata Ashita,,,

Kamis, 27 Agustus 2015

Kepustakawanan-ku, Where R U?




"Ketika yang namanya "Pustakawan" tapi cm bisa klasifikasi dan peminjaman. Dimanakah letak kepustakawanan itu? Yg notabene sebagai jembatan informasi. Informasi apaa saja yg telah diolah? Lalu skill licency kompetensi (bukan kemampuan dasar) apa yg diperoleh selama kuliah? Ijasah saja?" -- | Misbahul Munir | Facebook | 27-8-2015 | --

Nah lho,,,
Bener banget apa yang diomongin teman seangkatanku kuliah di Jurusan Ilmu Perpustakaan ini. Ketika pekerjaan sehari-hari kita yang terlihat hanya seputar klasifikasi dan manajemen perpustakaan, apalagi hal yang lainnya???
Ini status yang menohok untuk jiwa saya yang notabene anak yang dilahirkan untuk kemajuan perpustakaan dan dunia literasi. Sedikit menyimpang, Naruto adalah anak yang diramalkan mampu mengubah masa depan. Dan ramalan itu benar-benar terjadi. Mengapa??? Karena Naruto memiliki prinsip dan tekad yang kuat, meski lingkungan banyak yang tidak mensuportnya. Namun ia mampu mengubah lingkungannya tersebut menjadi suport paling besar. Kalau menurut buku Remaja Revo yang kemarin habis di bahas, Naruto bisa berhasil salah satunya karena ia berhasil berperan seperti katak tuli. Kok katak tuli? (Pingin tahu lebih banyak? baca dulu bukunya yo!). 

Yosh! Kita semua adalah anak yang diramalkan. Harus mampu mengubah masa depan. Salah satunya dengan cara kembali melihat kepada diri tentang apa yang kurang dalam diri sehingga jiwa kepustakawanan memberontak??? Mari kita gali apa kehebatan kita yang lain. Yakin bahwa di dalam diri pustakawan ada jurus-jurus hebat dari raksasa yang belum terbangunkan.

Saya pribadi, akan mencoba untuk terus aktif membaca dan menulis, sehingga pikiran akan terbuka dan mampu membaca keadan sekitar dan kemudian tahu apa yang harus dilakukan lebih lanjut untuk menyalurkan jiwa kepustakawanan. Mencoba untuk share informasi yang relevan untuk komunitas perpustakaan. Ya. Membuat blog ini adalah salah satu hal yang terpikirkan oleh saya.

Terakhir, pada teman-teman pustakawan, khususnya pada saya sendiri, mari bulatkan tekad untuk memajukan dunia pustakawan menjadi dunia yang mampu mengubah keadan bumi yang sudah berbaur dengan berbagai virus. Smeoga kita mampu menjadi antidotnya.

Rabu, 26 Agustus 2015

Dari Rasa Bosan, Sampai dengan Ide Cemerlang


Tidak ada yang istimewa di hari ini. Pekerjaan berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi yang biasa-biasa ini membuat timbulnya sedikit kebosanan. Rasa kebosanan kemudian memberikan konsleting ke dalam pikiran. Melihat keadaan, dan mencoba mencari kesalahan, dan kemudian mencari kambing hitam yang tak sengaja muncul di benak.

Dan itulah yang terjadi hari ini.

Permasalahan pertama,,,
Seperti hari-hari biasa, banyak pengunjung (siswa) datang ke perpustakaan. Check in, dan kemudian menghambur ke meja panjang di belakang. 
Kenapa sih mesti pilih tempat di belakang sono?
Memang sih itu disediakan untuk digunakan, tapi wong yang di depan, yang pencahayaannya bagus, dekat dengan buku-buku, banyak dan belum terduduki. Hmmm,, apakah karena terpantau langsung petugas, sehingga banyak yang tidak memilih duduk di situ?

Kondisi yang lelah akan memunculkan pikiran negatif. Dan pasti kemudian menyalahkan pengunjung tentang pilihan tempat duduk. Yoooooishhh,,, hancurkan pikiran negatif, memang di belakang kondisi lebih tenang dan nyaman, jadi banyak yang bisa fokus jika memilih duduk di sana. Toh juga, masih terpantau lewat CCTV. Pikiran jelek satu berhasil terbrantas,, yeah!

Permasalahan kedua yang muncul.
Perasaan, sudah cukup banyak buku baru yang menarik karena memang buku-buku selera remaja, tapi,,,, kenapa masih banyak pengunjung yang check in, tapi tidak menyentuh apalagi membaca atau meminjam buku? Mereka lebih banyak mengeluarkan charger HP, dan kemudian asyik bermain dengan memanfaatkan Wifi. Atau mengeluarkan laptop dan browshing, searching, download lagu ataupun film. Kalau lihat hal seperti ini,,, konsleting semakin menjadi, dan rasanya kepala sudah mendidih sampai keluar uap-uapnya,,, Huaaaaaahhh!!!
Kalau dipikir-pikir wajar juga sih, karena saia sendiri dulu juga melakukan hal yang sama ketika di perpustakaan (haha,,, ketahuan). Wong ya ada wifi, ya dimanfaatkan. Tapi memang tidak bijak jika hanya menyalahkan pengunjung. Masih perlu banyak evaluasi, dimana letak kesalahan pihak perpustakaan sehingga pemandangan yang seperti itu terlihat wajar,,, entah koleksinya, SDMnya, fasilitasnya, ataukah hal lain. Ini menjadi PR untuk perpustakaan. Ada saran??? Pikiran jelek dua berhasil di brantas, dan memunculkan PR evaluasi,, yeah!

Apakah memang benar, siswa sekarang lebih menyukai internet daripada buku? Sudah ada yang meneliti belum ya? Oh iya, bisa nih, sembari mengerjakan tugas perpustakaan, sembari penelitian kecil-kecilan. nah lho,,, malah ada ide kan? 
Oke,, PR selanjutnya, rancangan penelitian yang bisa di terapkan di perpustakaan.

Sekian untuk hari ini, akhirnya, karena bosan, berpikiran negatif, mencoba menetralkan, menulis, dan berakhir dengan ide. CLING! Semoga ide tidak mengendap, tapi segera teraplikasikan.

Mata Ashita,,,

Selasa, 25 Agustus 2015

Remaja Revo


Judul      :  Remaja Revo: tekad pantang menyerah
Penulis   :  Purnadina
Penerbit :  Yogyakarta / Leutika / 2010
Kolasi    :  164 hlm.; 19 cm.
ISBN     :  978-602-8597-27-2


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 Bukan novel bukan sihir, juga bukan novel sihir, tetapi buku ini mampu membangkitkan gejolak jiwa semangat hanya dengan sekali baca. Yup, Remaja Revo adalah buku dengan genre motivasi yang dikemas remaja banget oleh Purnadina.

Enak, renyah, dalem, menohok, tapi menyenangkan dan me-refreshkan hati dan pikiran. Buku ini cocok untuk para remaja-remaja yang galau dengan masa depan, krisis kepribadian, patah semangat, dan sangat cocok untuk remaja (maupun yang bukan remaja) yang sedang dalam pencarain jati diri.

Buku ini memuat 20 sub bab. Sub bab tersebut saling berantai dari awal hingga akhir. Dari membangunkan raksasa hingga menerima dunia apa adanya. Purnadina mengemas buku dengan sangat detail. Setiap sub bab berisi dengan judul dengan pemilihan kata-katanya sangat menggairahkan, dilanjut dengan kata mutiara / kata motivasi dari orang-orang besar di dunia, kemudian sekelumit uraian nasehat yang terkait erat dengan kata motivasi sebelumnya. Nasehat ini meski sekelumit tapi benar-benar padat akan makna yang teraplikasi dalam kehidupan remaja sehari-hari. Bahkan, Purnadina juga menambahkan kebiasaan-kebiasaan remaja yang seringkali muncul. Setelah sekelumit nasehat, kemudian ditambahkan kisah. Kisah inilah yang sangat mengena. Seolah-olah Purnadina memberikan contoh aplikasi sebenarnya tindakan dalam dunia nyata. Di belakang kisah, tidak lupa selalu ada hikmah di balik kisah. Hikmah ini menerangkan lebih lanjut tentang kisah yang telah dipaparkan. Setelah semua tertuang, kemudian ada komitmen diri untuk melangkah, yang berisi "langkah apa aja yang harus dilakukan!". Jelas dengan paparan semua itu, Purnadina masih menambahkan komik strip yang berasal dari kisah sebelumnya. 

Hmm,,, menarik bukan cara penulisannya? Mulai dari menyuruh melakukan (judul), memberikan kata yang baik (kata mutiara), memberikan nasehat, mencontohkan dengan kisah, memaknai kisah, dan memberitahukan langkah selanjutnya, juga hiburan komik strip. Runtut, dan menjadikan renyah sekali. Kata-kata yang digunakan juga santai sehingga remaja tidak akan lelah membaca buku ini sekali habis.

Remaja Revo ini memberitahukan kepada kita bahwa kita harus membangunkan raksasa yang ada dalam diri pribadi kita. Raksasa ini lah yang sebenarnya adalah bakat terpendam kita. Setelah membangunkannya, kita harus selalu rutin mengasah sehingga semakin tajam dan sempurna. Untuk lebih hebat lagi, kita perlu mencari nasehat yang tepat, dan ingat, meski banyak nasehat yang kita terima, kita harus saring itu semua, karena yang tahu tentang kita adalah kita sendiri. Yes, nasehat paling tepat adalah dari diri sendiri. Selalu menasehati diri, dan jadilah orang yang bermimpi untuk mengepakkan sayap hingga tinggi dan menguasai hal yang berasal dari bakatmu. Jangan hanya mau hidup seperti air mengalir. Ambillah resiko dan gali akan kedalaman kemampuan bakatmu, dan optimislah! Jangan perdulikan apa kata orang yang akan menghancurkanmu, maksimalkan penggunaan waktu, karena waktu adalah hal yang paling berharga, dan dalam waktu-waktu tersebut, bertindaklah dengan penuh cinta, karena cinta akan membawa kesuksesan yang indah. Belajarlah menjadi bijak. Bijak bertindak, berucap, berfikir, merasa, bijak pada diri, orang lain, dan alam. Bertekadlah pantang menyerah, dan jangan pernah menunda apa yang telah kamu rencanakan. Semangat dan yakinlah, maka ketakutan mu akan resiko akan hilang. Fokus pada tujuan, tapi jangan lupa untuk tersenyum dan tertawa pada sesama dan lingkungan sekitarmu, kejarlah masa depan dengan berpijak pada masa lalumu, dan terakhir terimalah apa adanya apa yang terjadi di duniamu.

Yup,, itu adalah ringkasan kecil dari sebuah buku yang hebat. Membaca ringkasan tidak akan membuatmu puas dan paham, So,,, cari bukunya, dan bacalah hingga selesai, lalu bangunkan raksasa yang tengah tidur dalam dirimu!!!

Senin, 24 Agustus 2015

Bahwa Buku Itu Penting, dan Pustakawan Itu Sangat Penting


Ya,,, Harro,,!!! (^_^)
Akhirnya telah sadar dari koma yang sudah cukup lama.

Shift telah kembali mulai bekerja. Dan hari ini saia masuk siang. Yes. 09.00 s/d 16.00. Yes. Pulang dengan tatapan matahari yang teduh dan hangat. Juga hilir mudik pengemudi yang sedikit tidak menentu.
Pada dasarnya saia senang sekali berlaku sistem shift. Ya karena pekerjaan rumah di pagi hari bisa tercover. Hmmm juga tidak banyak menolak siswa yang datang ke perpustakaan. Satu hal lagi, karena di X-banner tertulis "buka sampai jam 16.00" jadi ketika bener-bener sudah di shift, bener-bener bisa pulang jam 4 sore, berasa bukan pengkhianat. Sebenarnya tahun ajaran kemaren sudah berlaku shift, tapi kemudian terjadi penggantian kepala sekolah, dan ada beberapa kebijakan menjadi mandeg, salah satunya sistem kerja shift. Sempet awal bulan juli sampai dengan kemaren tanpa shift, dan ketika melihat X-Banner di depan, kok rasanya jadi pengkhianat ketika pulang jam 14.00. Huhuhuhu,,, dan alhamdulillah sekali, sekarang lega sudah bisa pulang jam 4 sore. Yeay! Jaya Perpustakaan! Jaya Pustakawan! (^_^)

Kok gak nyambung sama judul ya????
Sebenarnya bukan mau ngomongin hal di atas?
Ok, kembali ke judul,,, lets go,,,!

Telepon berdering. Dan Saia sedang meregangkan badan, tarik ulur tangan kaki di balkon perpustakaan setelah sedari siang (kan masuk siang ya,,) duduk mantengin komputer buat input buku sumbangan siswa yang jumlahnya ribuan,,,mata lumayan segar dan kekakuan tubuh mulai sirna,,

Pak T (maav nama dibuat inisial saja) yang menerima telepon tiba-tiba melambaikan tangannya ke arah saia, persis ketika menyerah dalam uji nyali. Dan berlarilah saia menuju telepon.
"Dari mana pak?"
"Ruang 1"
Whatttttsssss!!!!! Itu Ruang kepala sekolah. Belum juga menempelkan gagang telepon, jantung udah menggedor-gedor. Dan dengan agak gugup berlagak santai juga berlagak resmi, saia menjawab pertanyaan telepon. Hmmm,,, pada intinya, ada tamu dari Jakarta, dari Direktorat apa gitu (saya lupa namanya) mau bertanya-tanya tentang perpustakaan. Dan saia harus menjawabnya secara langsung. Mohon untuk menuju ruang 1.

Panik. Belum pernah masuk ruang 1. Bismillah,,, tenang dan pasti bisa! Rasanya benar kayak mau ujian pendadaran.

Singkat cerita, ternyata yang dipanggil bukan hanya saia. Ada dari perwakilan guru (2 orang), perpustakaan (saia sendiri, ehm), dan 3 siswa (dari jurusan berbeda). Pertemuan di adakan di ruang rapat 1. Tamu dari Jakarta ada 3 orang (2 ibu-ibu, dan 1 bapak-bapak). Mereka ingin mengetahui lebih lanjut tentang kurikulum 2013 yang sudah dilaksanakan di SMKN 2 Yogyakarta. 3 orang tersebut di bagi, satu menangani guru, satu menangani perpustakaan, dan satu menangani siswa.

Bagian saia, tentang buku-buku kurtilas yang datang. Apakah sudah sesuai dengan jumlah murid? Apakah sudah sesuai dengan guru? Apakah pengirimannya terlambat? Apakah kurang? bagaimana sistem peminjamannya, pengembaliannya, dan lain-lain-lain-lain sebagaianya. Dan alhamdulillahh,,, lancar jaya tanpa kurang suatu apapun.

Dari sini saia mau menyimpulkan bahwa mengapa perpustakaan masuk dalam keperluan tinjauan ulang. Karena buku-buku itu adalah pedoman dan kerangka untuk siswa dan guru menjalankan sistem pembelajaran. Jika buku-buku mendapat masalah, pembelajaran juga akan bermasalah. Contohnya saja, ketika pengiriman buku kurtilas yang notabene harus sudah digunakan Juli tapi pengirimannya sampai bulan September, maka itu akan menjadi masalah, bagi siswa, guru, dan perpustakaan! Ya, perpustakaan juga andil, karena kemudian proses buku tersebut harus diminta cepat karena keburu mau dipakai. Alhasil, proses dengan cepat, dan kadang kala yang harus cepat itu sedkit meninggalkan ketidakbenaran (maksudnya, mesti ada kekeliruan sedikit. Sedikit aja.) Nah, itulah pentingnya buku. Dan siapa yang memprosesnya, meminjamkannya, dan mengatur bagaimana supaya semuanya terkendali,,,, that is LIBRARIAN! Yo! pustakawan itu sangat penting di sini! Ketika buku belum datang, saia teramat sering mendapatkan  pertanyaan "Mbak, buku kurtilas untuk kelas X/XI/XII sudah ada? sudah siap?" 

Yah,, itulah sedikit cerita tentang buku kurtilas, guru, siswa, peprustakaan, dan pustakawan.
Di panggilnya saia untuk menjawab pertanyaan tamu dari Jakata tadi membuat saia semakin sadar bahwa buku itu penting, dan pustakawan itu sangat penting. Dan saia adalah seorang pustakawan. Maka saia,,,,,,(^_^)

Mata Ashita,,,

Berkawan IT untuk Kemajuan

Judul                : Teknologi Informasi dan Fungsi Kepustakawanan Penulis              : Rhoni Rodin Penerbit            : Calpulis ...