Jumat, 06 Oktober 2017

Berkawan IT untuk Kemajuan


Judul                : Teknologi Informasi dan Fungsi Kepustakawanan
Penulis             : Rhoni Rodin
Penerbit           : Calpulis
Cetakan           : I, 2017
Tebal               : x + 114 hlm
ISBN                : 978-602-6576-03-3

Tantangan pustakawan semakin hari semakin besar seiring dengan semakin canggihnya Teknologi Informasi (TI). Pustakawan dituntut untuk mampu mengembangkan diri dan perpustakaannya sesuai dengan tuntutan era informasi dimana faktor yang menonjol dalam era ini adalah pikiran dan pengetahuan (mind), sehingga muncullah apa yang disebut dengan Knowledge Management (KM). KM merupakan teknik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif. KM inilah yang menjadi paradigma perpustakaan di era informasi ini.

KM atau disebut manajemen pengetahuan diterapkan dalam pengorganisasian bahan pustaka dan informasi di perpustakaan. Pustakawan dan SDM yang ada di perpustakaan memiliki pengetahuan yang berbeda-beda dalam pikirannya sehingga perlu adanya Knowledge Sharing, dengannya memungkinkan untuk pemahaman antar personil dalam sebuah teamwork dan menjadi kunci keberhasilan pengembangan perpustakaan.

Pengorganisasian informasi di perpustakaan tidak lepas dengan IT. Hal ini terlihat dari adanya sistem otomasi perpustakaan yang sangat membantu dalam melakukan berbagai kegiatan perpustakaan seperti pengolahan bahan pustaka, layanan sirkulasi, kunjungan pemustaka serta pembuatan laporan-laporan. Otomasi perpustakaan memungkinkan perpustakaan memiliki katalog yang mudah diakses baik secara lokal maupun online dengan sambungan internet. Adanya katalog online ini mempermudah temu kembali informasi yang menjadi tujuan utama perpustakaan yaitu mempertemukan koleksi dengan pembacanya.

 Buku ini sangat cocok untuk pengelola perpustakaan. Membacanya akan menjadikannya lebih melek terhadap situasi dan kondisi dunia kepustakawanan dan perpustakaan. Tantangan dan peluang dipaparkan untuk menambah semangat pustakawan dalam melakukan fungsi kepustakawanannya serta menjadikan IT sebagai partner kerja dan terus berinovasi untuk mengambangkan perpustakan dan menciptakan masyarakat informasi yang literate. 

*Di muat di Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu Pahing 27 Mei 2017

Belajar Tanggap untuk Tak Gagap




Judul                : Tanggap Darurat Bencana Alam
Penulis             : Giri Wiarto
Penerbit           : Gosyen Publishing
Cetakan           : I, 2017
Tebal               : xii + 196 hlm
ISBN                : 978-602-1107-09-6

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri banyak dari lempengan-lempengan bumi yang mengakibatkannya rawan gempa dan tsunami. Gunung berapi, hutan yang luas, tebing-tebing banyak terdapat di Indonesia. Indonesia juga berada di garis khatulistiwa yang menjadikannya memiliki dua musim kemarau dan hujan. Kemarau yang berkepanjangan mampu membuat gesekan-gesekan ranting dapat menyulut api dan mengakibatkan kebakaran hutan. Pendek kata, negeri kita rawan terhadap bencana. Belum lagi jika bencana itu terjadi karena kesalahan manusia. Seperti kebakaran pasar, gudang dan lain sebagainya. Maka diperlukanlah sebuah informasi untuk memahamkan masyarakat terhadap bencana-bencana yang mngkin terjadi disekitar kita.
Giri Wiarto dalam bukunya Tanggap Darurat Bencana Alam, membagi ke dalam 5 Bagian. Pertama adalah Pendahuluan Bencana Alam. Pengertian, jenis, faktor yang mempengaruhi, dampak serta penanggulangan dijelaskan secara sederhana. Bagian kedua yang dibahas adalah badan penanggulanagn bencana yaitu PMI dan SAR. Bagian Ketiga dibahas mengenai penyelamatan terhadap bencana. Bencana-bencana tersebut yaitu kebakaran, gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin topan, dan tsunami. Mulai dari penyebab, tanda-tanda terjadinya bencana, pencegahan hingga penyelamatan dipaparkan secara runtut. Pertolongan Pertama pada Kecelakanaan (P3K) dibahas pada bagian keempat. Di bagian ini terdapat langkah-langkah, peralatan yang digunakan, pelaksanaan dan teknik, dan yang paling penting adalah kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini dibahas dengan tujuan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi. Belajar dari kesalahan yang pernah ada. Bagian terakhir, penulis menambahkan istilah-istilah penting dalam bencana. Bukan hanya sekedar arti kata, melainkan juga penjelasan-penjelasan yang mampu memahamkan pembaca.
Buku ini dikemas dengan runtut dan bahasa yang ringan serta mudah dipahami. Ditampilkan pula gambar-gambar ilustrasi untuk lebih membuka pikiran pembaca. Buku ini akan menjadi lebih hidup lagi jika penulis menambahkan peran SAR dan PMI yang sudah pernah dilakukan dalam bencana-bencana di Indonesia, disertai dengan foto-foto yang mendukung. Dalam penelaahaan istilah-istilah, penulis banyak menggunakan sumber dari internet yang sebagain besar dari blog. Alangkah bagusnya jika penulis mengambil dari sumber informasi utama seperti kamus dan ensiklopedia, sehingga informasi yang dituliskan valid dan mudah didapatkan rujukannya kembali. Tentu akan sangat membantu jika siswa yang akan mencari lebih banyak buku tentang bencana dan tanggap darurat.
Buku ini sangat cocok untuk dijadikan buku penunjang sebagai bahan bacaan adik-adik yang mengikuti ekstra PMR. Cocok pula untuk dibaca tim SAR di sekolah-sekolah atau institusi tertentu. Dengan adanya buku ini dapat menambah pengetahuan terkait dengan bencana dan tanggap darurat sehingga mereka yang sudah membaca buku ini diharapkan tidak gagap lagi jika suatu waktu bencana melanda.  Semoga dengan membaca buku ini dapat menambah kesiapsiagaan bagi tim SAR, PMI dan yang paling penting adalah kesiapsiagaan diri sendiri dalam bertindak menyelamatkan diri sendiri ketika bencana terjadi. 

*Dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat, 25 September 2017

Njawani Sesuai Etika Jawa




Judul                : Unggah-Ungguh Basa Jawa : tata cara & etika penggunaan bahasa jawa
Penulis             : Umi Kuntari
Penerbit           : Pustaka Widyatama
Cetakan           : I, 2017
Tebal               : viii + 184 hlm
ISBN                : 978-979-620-186-0

Dewasa ini, bahasa yang sering terdengar adalah bahasa Indonesia, Inggris, dan beberapa bahasa asing seperti bahasa Jepang dan Bahasa Korea. Kondisi ini memperlihatkan tingginya minat belajar bahasa asing. Hal ini merupakan hal yang positif, namun alangkah baiknya jika tingginya minat tersebut diimbangi dengan penggunaan serta pemahaman terhadap bahasa daerah masing-masing. Banyak yang mengatakan bahwa wong Jawa ilang Jawane. Orang Jawa tapi tidak mengerti Bahasa Jawa, tidak paham penggunaannya, apalagi terhadap unggah-ungguh. Padahal kita tahu bahwa apabila unggah-ungguh diterapkan tentu harmonisasi hubungan antar manusia lebih dipenuhi dengan norma dan etika sehingga sopan santun dan saling hormat-menghormati terjaga dengan baik.
Umi Kuntari dalam bukunya Unggah-Ungguh Basa Jawa, membagi ke dalam 3 Bab. Pertama adalah tingkat tutur Bahasa Jawa. Ada 11 tingkat tutur. Mulai dari ngoko lugu sampai dengan Bahasa Kedaton dijelaskan dengan cara sederhana disertai contoh kalimat sehari-hari. Dijelaskan pula tata penulisan dan pelafalan dalam ejaan Bahasa Jawa seperti pelafalan ‘coro’ dan ‘cara’ yang memiliki lafal dan arti berbeda. Bab Kedua adalah contoh penerapan unggah-ungguh dalam percakapan dan kegiatan sehari-hari. Antara anak dan orang tua, pembeli dan penjual, percakapan takziah, menyampaikan uleman, sampai dengan percakapan dan unggah-ungguh dalam meminta maaf di Hari Raya. Selain itu juga dicontohkan dalam bentuk cerita dan khotbah. Pada bab ketiga dipaparkan daftar kata beserta tingkat tutur dan artinya. Seperti dalam kamus Bahasa Inggris ada tingkatan Verb 1, 2 dan 3. Dalam buku ini ada tingkatan Ngoko, Kromo Lugu dan Kromo Inggil.
Buku ini dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami. Mudah untuk langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh orang yang mulai belajar Bahasa Jawa ataupun oleh orang Jawa yang mau menumbuhkan ke-Jawa-annya. Seperti halnya buku-buku belajar bahasa yang lain, alangkah baiknya jika buku ini disertai dengan CD pembelajaran. CD dapat digunakan untuk mendengarkan pelafalan bahasa Jawa yang baik dan benar.
Buku ini sangat cocok untuk siswa, guru, orang tua, atau siapapun yang ingin belajar unggah-ungguh Bahasa Jawa. Dengan adanya buku ini dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam membahasakan diri sendiri. Belajar unggah-ungguh bahasa Jawa sekaligus belajar etika pergaulan dengan norma-norma Jawa, semoga dengan membaca buku ini dapat menumbuhkan karakter dan budi pekerti yang  luhur. 

* Dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat, 27 Agustus 2017

Berkawan IT untuk Kemajuan

Judul                : Teknologi Informasi dan Fungsi Kepustakawanan Penulis              : Rhoni Rodin Penerbit            : Calpulis ...