Senin, 02 September 2013

Oto-San wa,,,

Oto-San wa bapak desu,,, 

Aku hanya ingin menuliskan tentang bapak, yang sangat berpengaruh dalam hidupku,,, :D

Untuk awal, dengarkan lagu 'Ayah' dari Koes Plus ini.

Ayah,,, 
Betapa kuagungkan, betapa kuharapkan
Ayah,,,
Betapa kau berpesan, betapa kau doakan
Ayah,,,
Betapa pengalaman, dahulu dan sekarang
Ayah,,,
Rambutmu tlah memutih, cermin suka dan sedih
Ayah,,,
Ceritakan kembali, riwayat yang indah waktu dahulu
Ayah,,,
Kutakkan bosan mendengar, riwayat waktu kau muda perkasa
Ayah,,,
kau dapat merindukan, kau dapat mengenangkan
Ayah,,,
Waktu terus berlalu, sampai ke anak cucu

Bukan papi, daddy, babe, bokap, bukan pula ayah. Sederhana saja. Aku memanggilnya 'bapak'.
Sejauh ini,,, beliaulah orang yang paling bijak yang pernah aku temui. Ya. Bukan Mario Teguh, bukan Ari Ginanjar, juga bukan Andre Wangsa. Mereka terlampau jauh untuk kutemui, juga tidak ada ikatan 'perasaan' antara aku dengan mereka. Mungkin, sebenarnya merekalah yang lebih bijaksana. Tapi, bapak lebih dekat denganku. Walau aku dalam diam, beliau tahu apa yang kurasakan. Terlebih jika aku membuka pembicaraan, ia kan antusias dan penuh dengan nasehat-nasehat yang menggugah jiwa. Yang berat dikemas menjadi ringan. Yang sulit dikemas menjadi indah hingga kesulitan itu tak terasa sulitnya.

Tentang bapak. Beliaulah orang yang paling ingin aku buat bahagia. Tapi bagaimana caranya? Orang bilang, jika anak bahagia maka orang tua juga kan bahagia. Lalu apakah sebaiknya aku berusaha untuk kebahagiaanku?? dan orang tuapun akan bahagia. Tapi kurasa bukan begitu caranya. Aku sedang belajar untuk tidak membuat kecewa. Satu kekecewaan yang kubuat untuk beliau, adalah tamparan terhebat dalam hidupku. Jadi, aku berusaha untuk tidak membuat kecewa. Aku ingin bapak bangga dan bahagia mempunyai anak sepertiku. (seperti cerita komik ya??)

Ingin kulakukan banyak hal untuknya. Ingin sekali melihat senyumnya terus mengembang. Seperti ia yang juga telah banyak membuatku terus mengembangkan senyuman.

Sewaktu kecil, setiap mau tidur, pasti didongengkan kisah nabi-nabi. Dengan gaya dongengnya yang khas yang melucu dan penuh ekspresi. Membuatku tak lupa akan kisah-kisah nabi sampai saat ini. Dan beliau juga mendongengkan hal yang sama untuk kedua adikku, dan aku,,,, ikut lagi mendengarkannya. Ini adalah moment kebersamaan yang tak terlupakan.

Ketika aku menginjak remaja.. beliau menjadi teman, mendengar kisah dari celotehan mulutku. Kisah cinta, persahabatan, kepahitan, dan seabrek yang lain. Ia dengarkan dengan seksama dan berikan nasehat dan solusi yang menggembirakan. Entah bermutu atau tidak ocehanku,, ia tetap mendengarkan. Sangat menyenangkan sekali 'didengarkan' itu.

Bapak itu multitalented. Piawai sekali memainkan gitar. Luwes banget tangannya menggambar. Penuh kreasi. Barang yang dimataku tak berguna menjadi 'wow' ditangannya. Aku ingat. Beliau dulu pernah membuat lemari sendiri, dan aku membantu ndempolnya. Pernah juga membuat tulisan kaligrafi di atas triplek (pesanan orang) dan aku ikut membantu mengecatnya. Adikku dibuatkan helikopter besar dari kardus. Juga robot-robotan besar dari bungkus rokok. Seng tipis yang gak kepakai disulapnya jadi tempat lampu yang nyeni. Ia pernah juga membuat gitar sendiri dengan bentuk panah asmara. XD. Waktu dulu membangun rumah, bapak merancang konbloknya, ia gambar, membuat alat pencetaknya, dan dibuatlah. Ada berbagai macam bentuk yang unik. Ia membuatkanku rak buku, membuatkan ibuk jemuran, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Ini belum apa-apa. Ini baru sedikit. Menceritakan tentangnya yang sekarang sudah berusia 56 tahun. Ini hanyalah beberapa menit dari puluhan tahun tersebut. 

Aku hanya ingin menuliskan tentang bapak, yang sangat berpengaruh dalam hidupku,,, :D

Tidak ada komentar:

Berkawan IT untuk Kemajuan

Judul                : Teknologi Informasi dan Fungsi Kepustakawanan Penulis              : Rhoni Rodin Penerbit            : Calpulis ...