Rabu, 17 Juli 2013

Unik

>  UniK  <

     Ia masuk. Menghampiri ke salah seorang petugas perpust yang duduk paling dekat dengan pintu masuk, dan bertanya "Adakah buku Prinsip Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi?" Pak Marno yang ditanyai, menunjukkan tempat dimana buku-buku kelistrikan ditempatkan. Ia berlalu ke rak-rak dan mulai sibuk membaca punggung-punggung buku.

     Aku tidak tahu namanya. Yang pasti ia salah satu mahasiswa yang KKN-PPL di sekolah ini. Ia pernah membantuku menginventaris buku-buku baru. Waktu itu ia datang lebih gasik dari pada teman-temannya. Dan ia tampil girly dengan pakaian putih dan rok hitam pendek, lengkap dengan sepatu fantovel dan kaca mata berbingkai coklat kehitam-hitaman. Resmi sekali. Bahkan, rambut gaya tomboinya tidak menampakkan sikap tomboinya. Waktu itu aku sempat bergumam dalam hati, bahwa penampilanku yang seperti ini terlihat sangat jauh berbeda. Dilihat dari pakainnya, ia lebih pantas di sini dari pada aku. Penampilan juga perlu diperhatikan ternyata, karna penampilan luar bisa mempengaruhi orang berpikir. 

Ia hanya datang bantu-bantu di perpust sekali saja. Setelah itu ia tak tampak lagi. Sampai kemudian ketika seluruh anggota KKN-PPL berkumpul di perpust, ia menampakkan batang hidungnya. Dan ia jauh berbeda dengan yang aku lihat pertama kali dulu. Kali ini ia memakai celana jins hitam (tidak ketat juga tidak gombrong), hem pendek, sepatu kulit ala cowok, dan langkah kakinya pun lebih lebar, lebih mantap dari pada waktu ketika memakai rok. yang sama hanya gaya rambut dan kacamata berbingkai hitam yang dipakainya. Kali ini ia benar-benar terlihat tomboi. Nice.

     Beberapa waktu kemudian, ketika ia tugas di luar perpus, ia juga menggunakan gaya yang sama dengan yang terakhir kulihat. Dan ia terlihat sangat enjoy sekali.

    Kali ini, ia datang dengan jas almamaternya. Celana panjang hitam (semi jins). Dari pertanyaan yang kudengar tadi, sepertinya ia mulai ditugaskan untuk mengajar. 

     Benar saja,,, ia kembali membawa buku yang bercover warna kuning dan putih. Ia kembali menghampiri Pak Marno dan kali ini ia mengkonfirmasi bahwa buku yang dicarinya adalah buku baru. Buku yang dipegangnya bukan yang ia maksudkan, tapi agak menyerempet dari judul yang ia inginkan. Jadi, mungkin ia akan memutuskan mengambil buku tersebut jika buku yang dimaksudkannya tidak ada.

     Pak Marno menganjurkannya untuk bertanya kepadaku. dan benar saja. Ia menghampiriku! Menanyakan judul buku yang pertama kali ia sebutkan. Kucarikan lewat OPAC. AKu menuju buku-buku baru yang sudah ku tempatkan sesuai dengan mata pelajaran jurusan. Kutemukan buku itu. Kuserahkan. Dan ia menerimanya. Ia mengatakan akan melihat-lihat dulu isinya. Tidak kurang dari 60 detik, ia kembalikan buku itu kepadaku.

    Aku bertanya, "Pinjam?"
    "Ya" jawabnya singkat.

     Kuterima buku itu dari tangannya. Aku mengambil buku pinjam (perpust ini baru proses pembaharuan sistem otomasi, jadi peminjaman masih dilakukan secara manual). Dan ia kembali ke rak-rak tempat ia mengambil buku bercover kuning tadi untuk mengembalikannya. Peminjaman yang dilakukan oleh bukan anggota diharuskan meningglakan tanda pengenal. Berarti, aku kan tahu sedikit informasi tentangnya dari tanda pengenal yang akan ku terima. dan benar saja, ketika ia kembali dan kuminta tanda pengenalnya, ia memberikanku KTP. 

     Sembari aku menuliskan data-datanya ke buku peminjaman, aku membuka pembicaraan dengannya.
"Sudah mulai tugas mengajarkah?" Kataku.
"Iya mbak. Sebenarnya ini tidak sesuai dengan jurusanku. Jadi aku mesti baca-baca dulu." Jawabnya sambil melihat ke arah tulisanku. Feelingku yang mengatakan begitu.
"Mmm,,,lha kamu dari jurusan apa mbak?" tanyaku menyambung pembicaraan
"Aku dari mesin. Bagian pengelasan-pengelasan gitu mbak. Ini malah ditugasi ngajar Listrik. Tapi ya ada nyambungnya sedikit sih" jelasnya.
Meski terlihat tomboi, tapi suaranya lembut seperti halnya perempuan.
Selesai. kuberikan  buku itu. dan ia kembali bertanya dimana letak ruang 80. Aku bergeleng. Kutanyakan pada Bu Rini yang sudah senior di sini, dan dijelaskannya bahwa ruang itu ada di sebelah kiri pintu gerabang yang menuju ke lapangan. Tak lama kemudian ia mohon diri.

     KTPnya mengatakan bahwa ia tinggal di Kabupaten Blora. Bukan asli orang Jogja ternyata. Membaca BLORA membuatku teringat pada Pramoedya Ananta Toer. Sempat terbersit ingin sedikit menanyakan hal ini kepadanya tadi, tapi kuurungkan saja. Entah BLORA yang kumaksud dengan BLORA yang di KTP itu sama atau tidak. 

      Tidak sampai 60 menit kemudian, ia kembali ke perpust. Dan meminjam buku Prinsip Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi untuk 1 kelas. Tapi buku yang tersedia hanya 8 buku saja. But its okay. Ada hal yang berbeda darinya lagi. Kali ini ia memakai rok hitam panjang.

     Ia Unik. Unik itu mudah dikenal dan lama untuk dilupakan. Ia berbeda. Dan Perbedaan itu menjadi cirinya. Dalam pandanganku, ia sudah memiliki identitas diri. Ia berkarakter. Ia mampu mengekspresikan kepribadiannya. Dan ia bangga dengan itu. Ia sangat enjoy. Ia juga mampu  menempatkan diri, terbukti ketika ia datang pertama kali, ia gunakan hem putih dan rok hitam lengkap dengan sepatu, hari ini juga ia mengajar dan menggunakan rok hitam panjang. Ia mampu menempatkan diri, tetapi ia tidak kehilangan identitas yang ia punyai. Ia tetaplah ia. 

     Berharap mampu seperti ia yang benar-benar mengenal diri pribadinya, tidak menutupi, berkarakter, enjoy dengan dirinya sendiri. Hidup terasa menyenangkan. Ada sebuah kalimat yang terlintas. "Tersenyumlah, maka seisi dunia akan ikut tersenyum bersamamu. Jangan menangis, karna kamu hanya akan menangis seorang diri". Menurutku, menjadi diri sendiri adalah seperti tersenyum.... [uchant]

Jogjakarta,
Kamis, 18_July_2013
_11.55_

Tidak ada komentar:

Berkawan IT untuk Kemajuan

Judul                : Teknologi Informasi dan Fungsi Kepustakawanan Penulis              : Rhoni Rodin Penerbit            : Calpulis ...