Rabu, 07 Januari 2015

Menggapai Kejayaan Islam dengan Perpustakaan Masjid Komarudin



Sejarah mencatat bahwa masa kejayaan dan masa kemunduran islam dipengaruhi oleh perpustakaan. Pada masa kejayaan islam, banyak program-program pengembangan ilmu pengetahuan seperti diskusi, penerjemahan buku-buku ke dalam bahasa Arab, serta eksperimen-eksperimen. Semua hal tersebut didukung dengan adanya perpustakaan yang menyediakan fasilitas tempat serta koleksi yang berisi ilmu pengetahuan. Sehingga dari kegiatan tersebut banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan islam yang hasil penemuannya masih digunakan hingga sekarang. Kejayaan islam mulai memudar ketika perpustakaan terbesar pada zaman tersebut di bakar dan koleksinya di bawa ke negara-negara barat. Islam kehilangan sumber pengetahuan, dan negara barat mulai mengalami zaman keemasan ketika buku-buku itu beralih ke negara tersebut. Maka, jelas sekali disini bahwa perpustakaan mempunyai peran penting dalam membawa zaman ke dalam masa keemasan atau kemunduran.
Di era sekarang ini, perpustakaan kembali mulai digerakkan dari segi keilmuan, teknologi, filosofi, bentuk , jenis dan sekaligus fungsinya. Diantara banyak macam jenis perpustakaan yang ada, perpustakaan Masjid adalah contoh perpustakaan yang masih bergerak dalam ranah keislaman. Pertanyaan yang begitu menggelitik adalah apakah kejayaan islam akan dapat terulang kembali dengan mulai berkembangnya perpustakaan-perpustakaan masjid?Jika pada jaman dahulu itu semua dpat terjadi, kenapa sekarang itu sulit?
Yogyakarta adalah sebuah provinsi kecil di Indonesia yang dikenal sebagai kota pelajar. Kota ini memiliki mayoritas penduduk beragama islam. Kedua hal tersebut, menjadikan Yogyakarta memiliki banyak institusi pendidikan baik itu negeri ataupun swasta yang berdasarkan pada keislaman. Ada Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madarasah Aliyah, Universitas Islam, Pondok Pesantren, Taman Pendidikan Al-Quran, dan Masjid. Semua institusi tersebut menjadi tempat pendidikan. Jika perpustakaan menyatu ke dalam institusi tersebut, dan dimanfaatkan dengan maksimal, intelektual muda muslim akan terlahir dan islam akan berjaya. Sayangnya, Masjid yang merupakan tempat berkumpulnya kaum muslim banyak yang belum memiliki perpustakaan.
Adalah Masjid Komarudin. Berada di Kelurahan Suryodiningratan. Masjid ini adalah satu dari contoh masjid yang memiliki perpustakaan. Cikal bakal masjid ini adalah sebuah Mushola dengan nama al-Ikhsan. Kemudian mulai dibangun dan diberi nama Komarudin. Menurut Truli Santosa, selaku penjaga masjid, Komarudin adalah salah satu nama teman baik Pak Suharto mantan Presiden RI. Masjid ini dibangun dengan sokongan dari keluarga pemilik MAGA Swalayan.
Hal yang menarik dari masjid Komarudin adalah karena masjid ini memiliki perpustakaan. Seperti kisah sejarah pada umumnya, perpustakaan Masjid Komarudin mengalami pasang surut pada masa perkembangannya. Perpustakaan ini mengalami dua fase perkembangan. Fase pertama, terjadi antar 5 sampai 6 tahun yang lalu. Pada fase ini perpustakaan masih sangat jauh dari kata baik. Koleksi buku-bukunya adalah buku lama. Sedikit yang memanfaatkan perpustakaan ini, hingga akhirnya vakum selama beberapa waktu. Namun dalam kevakuman itu, “membuat perpustakaan yang layak” tetap menjadi cita-cita takmir Masjid Komarudin. Fase kedua, adalah fase dimana perpustakaan mulai bernapas kembali. Fase ini terjadi mulai tahun 2012. Bermodalkan rak dan buku-buku yang lama, perpustakaan kembali berdiri, dan selang 4 bulan kemudian, ada bantuan buku dari kelurahan Suryodiningratan. Fase ini berlangsung sampai saat ini. Sekarang, koleksi perpustakaan masjid mulai berkembang, 80% adalah buku-buku baru, 15% buku-buku lama, dan 5% yang lainnya takmir melakukan pembelian buku baru.
Membuat perpustakaan menjadi cita-cita takmir masjid Komarudin. Kesadaran akan membuat perpustakaan ini berawal dari anggota takmir masjid yang sebgaian besar merupakan kaum intelektual. Ada guru, dosen dan yang paling mendukung adalah wakil rektor Unerversitas Negeri Yogyakarta. Dukungan dari mereka sangat berpengaruh dalam sejarah pendirian perpustakaan Masjid Komarudin. Dalam hal ini, jelas sekali bahwa kesadaran akan pendidikan seperti pendirian perpustakaan sangat penting sekali dalam memajukan ilmu pengetahuan.
Pendirian perpustakaan masjid Komarudin tidak terlepas dari peran serta pemuda. Proyek pengembangan perpustakaan diserahkan sepenuhnya kepada RIMASKO (Remaja Islam Masjid Komarudin). Remaja tersebut yang mengatur pembuatan rak, dan bentuk perpustakaan. kaum muda berpengaruh besar dalam kemajuan zaman.
Pada umumnya perpustakaan didirikan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Fungsi perpustakaan seperti ini terdapat pada perpustakaan yang berada di bawah institusi, dan memliki kategori pemustaka yang jelas. Apakah perpustakaan masjid memiliki fungsi yang sama? Pada dasarnya perpustakaan jenis apapun akan memiliki fungsi seperti hal diatas, namun dalam pengaplikasian sesungguhnya terdapat kendala-kendala tertentu yang memungkinkan atau menjadikan fungsi perpustakaan berubah. Hal seperti itulah yang terjadi di perpustakaan Masjid Komarudin. Perpustakaan masjid ini bertujuan untuk memberikan fasilitas ilmu pengetahuan kepada para jamaahnya. Namun, dalam perjalannannya perpustakaan ini kurang berfungsi.
Kendala yang dihadapai oleh perpustakaan masjid Komarudin ada bermcam-macam. Seperti yang dikatakan oleh Truli Susanto selaku sekretaris takmir, kendala tersebut antar lain: Pertama, dari segi pustakawan. Sangat kecil sekali kemungkinan perpustakaan masjid mengangkat seorang pustakawan untuk ditempatkan dalam divisinya. Pada umumnya, yang menjadi pustakawan adalah anggota dari takmir masjid itu sendiri. Anggota takmir tidak selalu ada di masjid, karena sebgaian besar dari mereka adalah pekerja. Hal ini jelas mengakibatkan kosongnya perpustakaan dari kontrol. Kedua, dari segi pemustaka. Pemustaka yang masuk ke perpustakaan biasanya adalah seseorang yang sedang menunggu, atau faktor ketidaksengajaan menemukan perpustakaan di lantai 2. Orang-orang yang datang ke masjid Komarudin biasanya adalah para pekerja yang mampir untuk sholat, yang memiliki sedikit waktu senggang, sehingga perpustakaan menjadi tempat yang “agak” dihindari oleh mereka. Kendala ketiga, ada berita yang menyebutkan bahwa 80% perpustakaan di Yogyakarta itu mati. Kondisi ini membuat takmir masjid berpikir ulang untuk mengembangkan perpustakaan masjid, muncul keraguan apakah perpustakaan akan dapat berjalan atau tidak?
Peran perpustakaan pada masa peradaban islam adalah sebagai pusat belajar, pusat penelitian, pusat penerjemahan, dan pusat penyalinan buku. keempat peran tersebut mengantarkan islam pada zaman keemasannya. Apabila perpustakaan masjid dan perpustakaan yang berbasis islam lainnya bersatu padu untuk melakukan peran tersebut  kembali, akan ada kemungkinan bahwa islam akan mengalami zaman keemasannya yang kedua. Bercikal bakal dari perpustakaan masjid, sedikit demi sedikit akan mengalami kemajuan dan mempengaruhi zaman.
Koleksi perpustakaan masjid Komarudin sangat beragam. Namun, dalam keragaman tersebut, dapat dibagi menjadi 3 kategori besar. Posisi pertama adalah buku-buku agama. Buku ini  paling mendominasi. Jelas sekali bahwa ini adalah perpustakaan masjid yang notabene adalah milik umat muslim, sehingga koleksinya adalah buku-buku yangberkaitan tentang agama islam. Kedua adalahbuku-buku anak. Banyak anak-anak sekitar masjid yang datang untuk TPA dan seringkali ke perpustakaan untuk membaca atau melihat buku-buku bergambar. Dan yang ketiga adalah buku-buku umum, buku selain tentang agama.
Perpustakaan mempunyai jam buka setiap hari mulai pukul 18.00 sampai dengan 21.00. tetapi tidak menutup kemungkinan ketika siang hari untuk buka jam pelayanan. Secara praktikal, jam buka perpustakaan tergantung dari penjaga perpustakaan, apakah ada di tempat atau tidak. Pelayanannya menggunakan sistem terbuka, dengan memperbolehkan siapapun untuk melihat langsung koleksi yang dipunyai oleh perpustakaan. Koleksi perpustakaan hanya dipinjamkan untuk dibaca di tempat. Hanya jamaah yang memiliki kriteria tertentu yang boleh meminjam di bawa pulang, seperti jamaah yang sudah dikenal atau sudah diketahui sifat dan perilakunya.
Kesimpulannya, kemajuan dan kemuduran islam tidak terlepas dari peran perpustakaan. hal ini mendorong untuk membentuk perpustakaan masjid yang akan menjadi cikal bakal perpustakaan besar yang akan mengantarkan islam pada zaman keemasannya yang kedua. Perlu adanya kesadaran masyarakat islam untuk mengubah pemikiran mereka bahwa kemajuan islam tergantung dari penguasaan ilmu pengetahuan. Dan penguasaan tersebut dapat dilakukan dengan adanya peran dan fungsi perpustakaan.

Tidak ada komentar:

Berkawan IT untuk Kemajuan

Judul                : Teknologi Informasi dan Fungsi Kepustakawanan Penulis              : Rhoni Rodin Penerbit            : Calpulis ...